| Opini Musik & Seni | Opini & Resensi | Puisi | Cerpen | Refleksi |  

    | 

« Kembali ke Muka | Berputar putar » | Haruskah Pergi » | Selancar » | Aku Menyayangimu » | Asa Baru di Era Digital » | Pol-polan Konser Anggun » | Inspirasi yang Lain » | Inspirasi. Dan Kesadaran » | Ukonisme » | Belum untuk Dipublikasikan »

Banjir Jakarta, Jakarta Sudah Habis!!

Hari-hari terakhir duka kembali hadir. Jakarta dan sekitarnya tergenang air. Banyak yang terperangah, pada sesuatu yang sesungguhnya dapat terprediksi jauh sebelumnya. Di tahun 1992, sebuah karya memotret Jakarta yang gelisah. Berefleksi dan segera berbuat.

Jakarta Sudah Habis

Jakarta sudah habis
Musim kemarau api
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan kecerobohan
Atau keserakahan

Jakarta sudah habis
Di atasnya berdiri bangunan bangunan industri
Di sekitar bangunan bangunan itu
Bangunin bangunin memproduksi belatung

Jakarta sudah habis
Warna tanahnya merah kecoklat coklatan
Mirip dengan darah
Mirip dengan api
Mirip dengan air mata

Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah
Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah

Jakarta sudah habis
Di jalan jalan marah ( Di jalan )
Di jalan marah marah
Di rumah rumah marah ( Di rumah )
Di rumah marah marah
Apa enaknya ?

Jakarta sudah habis
Empat puluh persen rakyatnya
Beli air dari PAM
Sisanya gali sendiri

Persoalannya gali pakai apa ?
Tentu saja gali pakai duit
Duitnya terbuat dari air mata asli

Jakarta sudah habis
Sebentar lagi kita akan menjual air mata kita sendiri
Karena air mata kita adalah air kehidupan

Jakarta sudah habis
Tetapi Indonesia bukan hanya Jakarta

Jakarta Jakarta
Cuma enak buat cari duit
Nah kalau duit sudah punya
Hijrah saja

Iwan Fals (1992)

Labels:

| Baca Selengkapnya |

Seputar Ukonisme

Komentar Terbaru

Arsip Bulanan

Sejak Februari 2007

Web Site Hit Counters

netter sedang online