Sebelum Subuh (Versi Remix)
Suatu hari di malam Lebaran, gue ngeliat seorang anak kecil yang tengah bersedih di tengah suka cita banyak orang dalam menyambut hari kemenangan. Ia adalah bulan yang makin kehilangan waktunya karena ketidakpedulian kita, karena kita yang lebih suka berteori daripada berbuat nyata. Lalu terciptalah ini:
Sebelum Subuh
Hari ini aku bertemu bulan
yang merintih sepi
di antara dentum petasan
dan suara-suara riang
Dia tidak bersuara
tapi dari matanya
kubaca jelas
derita hidupnya yang panjang
Masihkah engkau terus-menerus
meributkan omong kosong hingga larut malam
Hingga hati dan pikiranmu berbuih-buih semakin keruh
Sementara subuh segera menjelang
Dan bulan makin kehilangan waktunya
Sebelum Subuh
Hari ini aku bertemu bulan
yang merintih sepi
di antara dentum petasan
dan suara-suara riang
Dia tidak bersuara
tapi dari matanya
kubaca jelas
derita hidupnya yang panjang
Masihkah engkau terus-menerus
meributkan omong kosong hingga larut malam
Hingga hati dan pikiranmu berbuih-buih semakin keruh
Sementara subuh segera menjelang
Dan bulan makin kehilangan waktunya
Labels: Puisi
| Baca Selengkapnya |