| Opini Musik & Seni | Opini & Resensi | Puisi | Cerpen | Refleksi |  

    | 

« Kembali ke Muka | Pidato Pelantikan Obama sebagai Presiden AS » | Catatan Musik 2008: Berharap Menjadi Titik Balik » | Chikungunya » | Aura Mistis » | Dejavu di Katumiri » | Jika Duren Masuk Apartemen » | Hari yang Buruk untuk Jiwa yang Kesel » | Ngantuk Berat » | Indonesiaku Mendayu-Dayu Nangis Melulu » | menanti jawaban »

Sebelum Subuh (Versi Remix)

Suatu hari di malam Lebaran, gue ngeliat seorang anak kecil yang tengah bersedih di tengah suka cita banyak orang dalam menyambut hari kemenangan. Ia adalah bulan yang makin kehilangan waktunya karena ketidakpedulian kita, karena kita yang lebih suka berteori daripada berbuat nyata. Lalu terciptalah ini:

Sebelum Subuh

Hari ini aku bertemu bulan
yang merintih sepi
di antara dentum petasan
dan suara-suara riang

Dia tidak bersuara
tapi dari matanya
kubaca jelas
derita hidupnya yang panjang

Masihkah engkau terus-menerus
meributkan omong kosong hingga larut malam
Hingga hati dan pikiranmu berbuih-buih semakin keruh
Sementara subuh segera menjelang
Dan bulan makin kehilangan waktunya

Labels:

| Baca Selengkapnya |

Seputar Ukonisme

Komentar Terbaru

Arsip Bulanan

Sejak Februari 2007

Web Site Hit Counters

netter sedang online