| Opini Musik & Seni | Opini & Resensi | Puisi | Cerpen | Refleksi |  

    | 

« Kembali ke Muka | Dalam Dini Waktu » | Gelisah » | Ingin Bersama Cahaya » | Selamatkan (Kualitas) Musik Indonesia! » | Katakataraskita » | Kekasihku Sejati » | Ukonisme Diliput Harian "Solopos" » | Buat Om dan Tante yang Budiman » | Sebelum Subuh » | Mengapa Engkau Datang sebagai Sepi? »

Melepasmu di Zaman Bebal

aku memandangmu dari kejauhan
dalam riuh di keheningan
di antara jutaan pasang mata yang sembab
selepas dilena melodrama telenovela
di antara para durna
yang tak bosan mencari muka

ketika suka dan duka hanya sekedar tontonan
saat kebenaran disandera kisah para pembaca berita
begitu dangkal kita memaknai peristiwa
begitu gampang kita melupakan sejarah

sampai kapan kita betah menjadi keledai dungu
yang tak mampu berkaca dari kisah masa lalu?
sampai kapan kita tak percaya bahwa luka itu begitu menyakitkan
sebelum kita sendiri yang terkapar berkalang darah?

hari ini kita diberikan kesempatan untuk banyak belajar
bahwa kesejatian bukan hanya dermaga
tetapi juga kisah mengarungi samudera
dengan seluruh petanya

hari ini kita mestinya tersadar
bahwa keluhuran tak kan pernah terwujud
jika di dalamnya terkapar korban

dan kita percaya bahwa negeri ini
bukanlah negeri dengan bendera setengah tiang

Labels:

| Baca Selengkapnya |

Seputar Ukonisme

Komentar Terbaru

Arsip Bulanan

Sejak Februari 2007

Web Site Hit Counters

netter sedang online